BUDIDAYA TANAMAN MATOA (Pometia pinnata) DI PEKARANGAN DAN MANFAATNYA UNTUK KESEHATAN KELUARGA
-
DOI:
https://doi.org/10.24903/jpkpm.v2i2.1138Kata Kunci:
Matoa, Pekarangan, KesehatanAbstrak
Cita rasa buah matoa menyerupai buah rambutan dan buah lengkeng serta buah durian. Buah matoa bernilai ekonomis bagi masyarakat Papua disebabkan cita rasa dan aroma yang khas. Hingga saat ini matoa belum dibudidayakan oleh masyarakat walaupun harganya yang mahal karena memiliki citarasa yang khas. Kelezatan buah matoa yang unik sehingga banyak diminati hingga luar daerah Papua. Buah matoa sangat potensial untuk dibudidayakan dan sebagai alternatif sumber pendapatan bagi masyarakat serta mendukung kelestarian tanaman matoa. Budidaya matoa dapat berhasil melalui teknik budidaya yang tepat. Kegiatan pengabdian masyarakat ini bertujuan untuk memanfaatkan lahan pekarangan dengan budidaya tanaman matoa sebagai upaya mendukung ketahanan pangan, kesehatan dan pendapatan keluarga. Metode yang digunakan yaitu penyuluhan dan pendampingan. Peserta sangat bersemangat mengikuti kegiatan pengabdian ini, meskipun budidaya tanaman matoa memerlukan waktu 4-5 tahun untuk berbuah. Penanaman matoa di pekarangan sebagai upaya peningkatan kesehatan keluarga dan menjadi potensi pengembangan desa wisata berbasis buah lokal. Peningkatan kesehatan keluarga secara mandiri melalui lahan pekarangan perlu dikembangkan karena dapat bernilai ekonomis tinggi.